Bogor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mengimbau masyarakat, khususnya warga Kota Bogor untuk tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Hidayatulloh mengatakan, cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi hingga Maret mendatang.
"Berdasarkan prakiraan BMKG, kondisi bencana hidrometeorologi, hujan disertai angin kencang di wilayah Indonesia, khususnya di Kota Bogor, ini diperkirakan sampai dengan awal Maret," kata Hidayatullah.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta mempertimbangkan beberapa faktor prakiraan hujan bulanan untuk Januari hingga Maret kondisi anomali suhu muka laut (SST) di wilayah Nino3.4 (Pasifik Tengah dan Timur) pada dasarian II Desember 2023 menunjukkan kondisi hangat dengan indeks Nino3.4 bernilai +2.19.
Anomali SST di Samudra Hindia pada Desember terpantau hangat, menunjukkan kondisi fase Indian Ocean Dipole (IOD) Positif +1.71 hingga akhir tahun 2023.
"Suhu muka laut sekitar wilayah Indonesia umumnya menunjukkan kondisi mulai menghangat kecuali di bagian barat Sumatera, Selatan Banten dan Jawa Barat relative lebih dingin daripada klimatologisnya," ucapnya.
Kemudian, pola angin pada ketinggian lapisan 850 mb diprediksi umumnya masih dominan angin Timuran/Monsun Australia di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator. Namun, belokan angin di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera dan tekanan rendah di selat Karimata.
"Informasi Prakiraan Curah Hujan bulan Januari 2024 umumnya wilayah Kota Bogor diprakirakan berkriteria hujan tinggi (300 – 400 mm/bulan) dengan sifat hujan Bawah Normal (BN)," papar dia.
Untuk bulan Februari dan Maret 2024 wilayah Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Selatan yang berkriterian hujan tinggi (400-500 mm/bulan) dengan sifat huuan Normal (N).
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat sebanyak 1.011 bencana alam terjadi sepanjang tahun 2023. Bencana didominasi pohon tumbang dan bangunan roboh.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Hidayatulloh mengatakan jumlah bencana yang terjadi pada 2023 lebih banyak dibandingkan 2022 yang mencapai 856 bencana, Sedangkan, pada 2021 terjadi 740 kejadian.
Kejadian tanah longsor menjadi tren bencana di Kota Bogor pada 2022, namun saat ini bencana yang paling banyak pohon tumbang disusul bangunan ambruk.
"Kejadian bencana alam selama 2023 didominasi tanah longsor, pohon tumbang, serta bangunan roboh akibat hujan deras," kata Hidayatulloh kepada Radar Bogor pada Kamis (4/1/2024).
Adapun, dari total 1.011 bencana sebanyak 271 merupakan tanah longsor, 44 banjir, 100 kejadian angin kencang, pohon tumbang 246, bangunan roboh sebanyak 222.
Kemudian, enam orang hanyut, 36 kejadian bencana kebakaran, tanah amblas 33, dan terakhir 53 kejadian penyelamatan hewan.
Sedangkan untuk angin kencang disebabkan oleh terjadinya hujan deras dengan intensitas tinggi disertai angina kencang.
"Ada 13.230 jiwa dan 4.068 KK yang terdampak bencana pada 2023 dan menyebabkan 466 rumah rusak berat dan 108 rusak ringan," ucapnya.
Hidayatulloh menjelaskan sepanjang 2023, terdapat bencana yang merenggut korban jiwa. BPBD mencatat ada 13 orang yang meninggal dunia imbas bencana yang terjadi di Kota Bogor.
"Sebanyak 28 orang mengalami luka sedang dan 14 orang luka berat, sebagian besar dikarenakan bencana bangunan roboh," papar Hidayatulloh.
Untuk itu, Hidayatulloh meminta agar dinas terkait melakukan evaluasi dan pendataan pohon yang ada di Kota Bogor.
"Saya sudah berkoordinasi dengan bidang pertamanan agar mengecek kembali pohon yang memang sudah membahayakan termasuk memaksimalkan KTP pohon," ucapnya. (ded)